weLLLcoommme.............!

cOrat - CoreT isii Hati..
Disaat merasa jenuh,

mencoba untuk menuangkan apa yang di pikirkan dalam sebuah tulisan.

Minggu, 13 Maret 2011

DERMATITIS


LAPORAN PENDAHULUAN
  1. Definisi
Dermatitis adalah respon peradangan kulit akut atau kronik terhadap paparan bahan iritan eksternal yang mengenai kulit. (Gell dan Coombs: ).
      Dermatitis adalah epidermo yang berupa gejala subyektif pruritus dan obyektif tampak imflamasi eritema( arief masjoer.1998.Kapita Selekta.Edisi 3.Jakarta:EGC).
Dermatitis adalah peradangan pada kulit ( umlamasi pada kulit ) yang disertai dengan pengelupasan kulit ari( Brunner dan Suddart dan pembentukkan sisik 2000 ).
Kata “dermatitis” berarti adanya inflamasi pada kulit. Ekzema merupakan bentuk khusus dari dermatitis. Beberapa ahli menggunakan kata ekzema untuk menjelaskan inflamasi yang dicetuskan dari dalam pada kulit. Prevalensi dari semua bentuk ekzema adalah 4,66%, termasuk dermatitis atopik 0,69%, eczema numular 0,17%, dan dermatitis seboroik 2,32% yang menyerang 2% hingga 5% dari penduduk.1-3
Dikenal dua macam jenis dermatitis kontak yaitu dermatitis kontak iritan yang timbul melalui mekanisme non imunologik dan dermatitis kontak alergik yang diakibatkan mekanisme imunologik dan dermatitis kontak alergik yang diakibatkan meka nisme imunologik yang spesifik.
Dermatitis kontak iritan adalah efek sitotosik lokal langsung dari bahan iritan pada sel-sel epidermis, dengan respon peradangan pada dermis. Daerah yang paling sering terkena adalah tangan dan pada individu atopi menderita lebih berat. Secara definisi bahan iritan kulit adalah bahan yang menyebabkan kerusakan secara langsung pada kulit tanpa diketahui oleh sensitisasi. Mekanisme dari dermatis kontak iritan hanya sedikit diketahui, tapi sudah jelas terjadi kerusakan pada membran lipid keratisonit.
Menurut Gell dan Coombs dermatitis kontak alergik adalah reaksi hipersensitifitas tipe lambat (tipe IV) yang diperantarai sel, akibat antigen spesifik yang menembus lapisan epidermis kulit. Antigen bersama dengan mediator protein akan menuju ke dermis, dimana sel limfosit T menjadi tersensitisasi. Pada pemaparan selanjutnya dari antigen akan timbul reaksi alergi.
B.     Anatomi Fisiologi
Fisiologi
kulit terdiri dari
·         Epidermis
·         Dermis
·         Lemak subkutan
1.  epidermis
·         Paling luar, ketebalan < 1 mm
·         Dibagi menjadi 5 lapisan : Stratum corneum, Stratum lusidum, Stratum granulosum, Stratum spinosum, Stratum basale
·         –> sel utama yang berdiferensiasi adalah keratinosit –> keratin (suatu protein fibrosa)
·         Proses migrasi sel epiermis –> 28 hari
·         –> melanosit –> melanosoma —> melanin
2.  dermis
·         Terdiri dari serabut kolagen elastin dan retikulin àkulit kuat dan lentur
·         Mempunyai pembuluh darah dan saraf
·         Terdapat limposit, histiosit, sel mast, leukosit
·         Adneksa: rambut, kuku kel ekrin, sebasea dan apokrin
3.  Lemak subkutan
·         Isolasi suhu dan penyimpanan energi
·         Daya tarik sexual
·         Kelenjar keringat, kecuali telinga
·         Kelenjar sebasea; di dada, wajah, punggung aktivitasnya diatur oleh homon
Kulit
·         Dapat dilihat, diraba, menjamin kelangsungan hidup
·         Menyokong penampilan dan kepribadian
·         Mempunyai arti estetik, ras
·         Komunikasi non verbal
Fungsi kulit
·         Proteksi
·         Absorpsi
·         Ekskresi
·         Persepsi sensori
Kelenjar sekitar kulit
·         Kelenjar keringat
·         Kelenjar ekrin
Kecil, dangkal I ermis, bermuara di permukaan kulit, sekret encer ± 1,5 lt/24 jam, pada udara panas/kering ± 6 lt/24 jam. Sekresi dipengaruhi stress emosional, panas, sara simpatis
·         Kelenjar apokrin
Letak lebih dalam, sekresi kental, terdapat pada axila, areola mamae, pubis.
·         Kelenajr sebasea
·         Terdapat di permukaan kulit, kecuali telapak tangan+kaki
·         Terletak I samping akar rambut, muara pada folikel rambut
·         Sekresi sebum àhormon androgen, pada remaja meningkat, menopause+manula menurun
rambut
·         Fungsi: memberi lap[isan lemak pada kulit, kuku, rambut, menahan evaporasi
·         Struktur keratin, ± 100.000 folikel rambut di kepala, N : 100-150 rambut gugur/hr
·         Warna ditentukan oleh kuantitas melanin, bila putih ada kegagalan membentik melanin
·         Siklus pertumbuhan rambut; fase pertumbuhan, atropi, istirahat(rontok)
·         Stressor lokal dan sistemik àrontok
Kuku
·         Bagian terminal lapisan tanduk yang menebal (stratun corneum).
·         Tdd; akar kuku (bagian yang terbenam di dalam kulit jari), badan kuku; bagian atas jaringan lunak ujung jari
·         Tumbuh 1 mm/mg, kontinue selama hidup
·         Fungsi melindungi jaringan dengan khususnya rabaan halus unung jari

C.     Etiologi
1. Dermatitis Kontak Iritan
Penyebab munculnya dermatitis kontak iritan ialah bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan pelarut, detergen, minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu. Kelainan kulit yang terjadi selain ditentukan oleh ukuran molekul, daya larut, konsentrasi, kohikulum, serta suhu bahan iritan tersebut, juga dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor yang dimaksud yaitu : lama kontak, kekerapan (terus-menerus atau berselang) adanya oklusi menyebabkan kulit lebih permeabel, demikian juga gesekan dan trauma fisis. Suhu dan kelembaban lingkungan juga ikut berperan.
Faktor individu juga berpengaruh pada dermatitis kontak iritan, misalnya perbedaan ketebalan kulit di berbagai tempat menyebabkan perbedaan permeabilitas; usia (anak di bawah umur 8 tahun lebih mudah teriritasi); ras (kulit hitam lebih tahan dari pada kulit putih); jenis kelamin (insidens dermatitis kontak iritan lebih tinggi pada wanita); penyakit kulit yang pernah atau sedang dialami (ambang rangsang terhadap bahan iritan turun), misalnya dermatitis atopik
2. Dermatitis Kontak Alergi
Dermatitis kontak alergi disebabkan karena kulit terpapar oleh bahan-bahan tertentu, misalnya alergen, yang diperlukan untuk timbulnya suatu reaksi alergi. Hapten merupakan alergen yang tidak lengkap (antigen), contohnya formaldehid, ion nikel dll. Hampir seluruh hapten memiliki berat mo lekul rendah, kurang dari 500- 1000 Da. Dermatitis yang timbul dipengaruhi oleh potensi sensitisasi alergen, derajat pajanan dan luasnya penetrasi di kulit. Dupuis dan Benezra membagi jenis -jenis hapten berdasarkan fungsinya yaitu:
1.Asam, misalnya asam maleat.
2.Aldehida, misalnya formaldehida.
3.Amin, misalnya etilendiamin, para-etilendiamin.
4.Diazo, misalnya bismark-coklat, kongo- merah.
5.Ester, misalnya Benzokain
6.Eter, misalnya benzil eter
7.Epoksida, misalnya epoksi resin
8.Halogenasi, misalnya DNCB, pikril klorida.
9.Quinon, misalnya primin, hidroquinon.
10.Logam, misalnya Ni2+, Co2+,Cr2+, Hg2+.
11.Komponen tak larut, misalnya terpentin.

D.    Manifestasi Klinik
Penderita umumnya mengeluh gatal. Kelainan bergantung pada keparahan dermatitis. Dermatitis kontak umumnya mempunyai gambaran klinis dermatitis, yaitu terdapat efloresensi kulit yang bersifat polimorf dan berbatas tegas. Dermatitis kontak iritan umunya mempunyai ruam kulit yang lebih bersifat monomorf dan berbatas lebih tegas dibandingkan dermatitis kontak alergik.
1. Fase akut.
Kelainan kulit umumnya muncul 24-48 jam pada tempat terjadinya kontak dengan bahan penyebab. Derajat kelainan kulit yang timbul bervariasi ada yang ringan ada pula yang berat. Pada yang ringan mungkin hanya berupa eritema dan edema, sedang pada yang berat selain eritema dan edema yang lebih hebat disertai pula vesikel atau bula yang bila pecah akan terjadi erosi dan eksudasi. Lesi cenderung menyebar dan batasnya kurang jelas. Keluhan subyektif berupa gatal

2. Fase Sub Akut
Jika tidak diberi pengobatan dan kontak dengan alergen sudah tidak ada maka proses akut akan menjadi subakut atau kronis. Pada fase ini akan terlihat eritema, edema ringan, vesikula, krusta dan pembentukan papul-papul.
3.Fase Kronis
Dermatitis jenis ini dapat primer atau merupakan kelanjutan dari fase akut yang hilang timbul karena kontak yang berulang-ulang. Lesi cenderung simetris, batasnya kabur, kelainan kulit berupa likenifikasi, papula, skuama, terlihat pula bekas garukan berupa erosi atau ekskoriasi, krusta serta eritema ringan. Walaupun bahan yang dicurigai telah dapat dihindari, bentuk kronis ini sulit sembuh spontan oleh karena umumnya terjadi kontak dengan bahan lain yang tidak dikenal.

E.     Patofisiologi
Pada dermatitis kontak iritan kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh bahan iritan melalui kerja kimiawi maupun fisik. Bahan iritan merusak lapisan tanduk, dalam beberapa menit atau beberapa jam bahan-bahan iritan tersebut akan berdifusi melalui membran untuk merusak lisosom, mitokondria dan komponen-komponen inti sel. Dengan rusaknya membran lipid keratinosit maka fosfolipase akan diaktifkan dan membebaskan asam arakidonik akan membebaskan prostaglandin dan leukotrin yang akan menyebabkan dilatasi pembuluh darah dan transudasi dari faktor sirkulasi dari komplemen dan system kinin. Juga akan menarik neutrofil dan limfosit serta mengaktifkan sel mast yang akan membebaskan histamin, prostaglandin dan leukotrin. PAF akan mengaktivasi platelets yang akan menyebabkan perubahan vaskuler. Diacil gliserida akan merangsang ekspresi gen dan sintesis protein. Pada dermatitis kontak iritan terjadi kerusakan keratisonit dan keluarnya mediator- mediator. Sehingga perbedaan mekanismenya dengan dermatis kontak alergik sangat tipis yaitu dermatitis kontak iritan tidak melalui fase sensitisasi.
Ada dua jenis bahan iritan yaitu : iritan kuat dan iritan lemah. Iritan kuat akan menimbulkan kelainan kulit pada pajanan pertama pada hampir semua orang, sedang iritan lemah hanya pada mereka yang paling rawan atau mengalami kontak berulang-ulang. Faktor kontribusi, misalnya kelembaban udara, tekanan, gesekan dan oklusi, mempunyai andil pada terjadinya kerusakan tersebut.

F.      Pemeriksaan Penunjang
Alergi kontak dapat dibuktikan dengan tes in vivo dan tes in vitro. Tes in vivo dapat dilakukan dengan uji tempel. Berdasarkan tehnik pelaksanaannya dibagi tiga jenis tes tempel yaitu :
1. Tes Tempel Terbuka
Pada uji terbuka bahan yang dicurigai ditempelkan pada daerah belakang telinga karena daerah tersebut sukar dihapus selama 24 jam. Setelah itu dibaca dan dievaluasi hasilnya. Indikasi uji tempel terbuka adalah alergen yang menguap.
2. Tes Tempel Tertutup
Untuk uji tertutup diperlukan Unit Uji Tempel yang berbentuk semacam plester yang pada bagian tengahnya terdapat lokasi dimana bahan tersebut diletakkan. Bahan yang dicurigai ditempelkan dipunggung atau lengan atas penderita selama 48 jam setelah itu hasilnya dievaluasi.
3.Tes tempel dengan Sinar
Uji tempel sinar dilakukan untuk bahan-bahan yang bersifat sebagai fotosensitisir yaitu bahan-bahan yang bersifat sebagai fotosensitisir yaitu bahan yang dengan sinar ultra violet baru akan bersifat sebagai alergen. Tehnik sama dengan uji tempel tertutup, hanya dilakukan secara duplo. Dua baris dimana satu baris bersifat sebagai kontrol. Setelah 24 jam ditempelkan pada kulit salah satu baris dibuka dan disinari dengan sinar ultraviolet dan 24 jam berikutnya dievaluasi hasilnya. Untuk menghindari efek daripada sinar, maka punggung atau bahan test tersebut dilindungi dengan secarik kain hitam atau plester hitam agar sinar tidak bisa menembus bahan tersebut.
Untuk dapat melaksanakan uji tempel ini sebaiknya penderita sudah dalam keadaan tenang penyakitnya, karena bila masih dalam keadaan akut kemungkinan salah satu bahan uji tempel merupakan penyebab dermatitis sehingga akan menjadi lebih berat. Tidak perlu sembuh tapi dalam keadaan tenang.

G.    Penatalaksanaan
Pada prinsipnya penatalaksanaan dermatitis kontak iritan dan kontak alergik yang baik adalah mengidentifikasi penyebab dan menyarankan pasien untuk menghindarinya, terapi individual yang sesuai dengan tahap penyakitnya dan perlindungan pada kulit.
1.Pencegahan
Merupakan hal yang sangat penting pada penatalaksanaan dermatitis kontak iritan dan kontak alergik. Di lingkungan rumah, beberapa hal dapat dilaksanakan misalnya penggunaan sarung tangan karet di ganti dengan sarung tangan plastik, menggunakan mesin cuci, sikat bergagang panjang, penggunaan deterjen.
2.Pengobatan
Pengobatan yang diberikan dapat berupa pengobatan topikal dan sistemik.
a. Pengobatan topical
Obat-obat topikal yang diberikan sesuai dengan prinsip-prinsip umum pengobatan dermatitis yaitu bila basah diberi terapi basah (kompres terbuka), bila kering berikan terapi kering. Makin akut penyakit, makin rendah prosentase bahan aktif. Bila akut berikan kompres, bila subakut diberi losio, pasta, krim atau linimentum (pasta pendingin ), bila kronik berikan salep. Bila basah berikan kompres, bila kering superfisial diberi bedak, bedak kocok, krim atau pasta, bila kering di dalam, diberi salep. Medikamentosa topikal saja dapat diberikan pada kasus-kasus ringan.

ASUHAN KEPERAWATAN
1.      Pengkajian
Untuk menetapkan bahan alergen penyebab dermatitis kontak alergik diperlukan anamnesis yang teliti, riwayat penyakit yang lengkap, pemeriksaan fisik dan uji tempel.
Anamnesis ditujukan selain untuk menegakkan diagnosis juga untuk mencari kausanya. Karena hal ini penting dalam menentukan terapi dan tindak lanjutnya, yaitu mencegah kekambuhan. Diperlukan kesabaran, ketelitian, pengertian dan kerjasama yang baik dengan pasien. Pada anamnesis perlu juga ditanyakan riwayat atopi, perjalanan penyakit, pekerjaan, hobi, riwayat kontaktan dan pengobatan yang pernah diberikan oleh dokter maupun dilakukan sendiri, obyek personal meliputi pertanyaan tentang pakaian baru, sepatu lama, kosmetika, kaca mata, dan jam tangan serta kondisi lain yaitu riwayat medis umum dan mungkin faktor psikologik.
Pemeriksaan fisik didapatkan adanya eritema, edema dan papula disusul dengan pembentukan vesikel yang jika pecah akan membentuk dermatitis yang membasah. Lesi pada umumnya timbul pada tempat kontak, tidak berbatas tegas dan dapat meluas ke daerah sekitarnya. Karena beberapa bagian tubuh sangat mudah tersensitisasi dibandingkan bagian tubuh yang lain maka predileksi regional diagnosis regional akan sangat membantu penegakan diagnosis.
Kriteria diagnosis dermatitis kontak alergik adalah :
1. Adanya riwayat kontak dengan suatu bahan satu kali tetapi lama, beberapa kali atau satu kali tetapi sebelumnya pernah atau sering kontak dengan bahan serupa.
2.Terdapat tanda-tanda dermatitis terutama pada tempat kontak.
3. Terdapat tanda-tanda dermatitis disekitar tempat kontak dan lain tempat yang serupa dengan tempat kontak tetapi lebih ringan serta timbulnya lebih lambat, yang tumbuhnya setelah pada tempat kontak.
4. Rasa gatal
5.Uji tempel dengan bahan yang dicurigai hasilnya positif.
Berbagai jenis kelainan kulit yang harus dipertimbangkan dalam diagnosis
banding adalah :
1. Dermatitis atopik : erupsi kulit yang bersifat kronik residif, pada tempat-tempat tertentu seperti lipat siku, lipat lutut dise rtai riwayat atopi pada penderita atau keluarganya. Penderita dermatitis atopik mengalami efek pada sisitem imunitas seluler, dimana sel TH2 akan memsekresi IL-4 yang akan merangsang sel Buntuk memproduksi IgE, dan IL-5 yang merangsang pembentukan eosinofil. Sebaliknya jumlah sel T dalam sirkulasi menurun dan kepekaan terhadap alergen kontak menurun.
2. Dermatitis numularis : merupakan dermatitis yang bersifat kronik residif dengan lesi berukuran sebesar uang logam dan umumnya berlokasi pada sisi ekstensor ekstremitas.
3. Dermatitis dishidrotik : erupsi bersifat kronik residif, sering dijumpai pada telapak tangan dan telapak kaki, dengan efloresensi berupa vesikel yang terletak di dalam.
4. Dermatomikosis : infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur dengan efloresensi kulit bersifat polimorf, berbatas tegas dengan tepi yang lebih aktif.
5. Dermatitis seboroik : bila dijumpai pada muka dan aksila akan sulit dibedakan. Pada muka terdapat di sekitar alae nasi, alis mata dan di belakang
6. Telinga.
7. Liken simplek kronikus : bersifat kronis dan redisif, sering mengalami iritasi atau sensitisasi. Harus dibedakan dengan dermatitis

2.      Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan rasa gatal.
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kehilangan fungsi kulit.
3. Gangguan body image berhubungan dengan inflamasi kulit.

3. Intervensi
No
Diagnosa
Kep
Tujuan
Implementasi
Rasional
1.
Nyeri akut berhubungan dengan rasa gatal
Setelah dilakukan tindakan kep dalam
3 x 24 jam , fungsi kulit dapat kembali normal
NOC :
- nyeri akut
- tingkat kenyamanan
- mengendalikan rasa sakit
- tingkat nyeri
- tingkat stres
NIC :
analgesik Administation
Mandiri :
-          Menentukan lokasi nyeri keparahan kualitas charateristic sebelum mengobati pasien
-          Cek perintah medis untuk obat untuk obat, dosis dan frekuensi resep analgesik
-          Menentukan pilihan analgesik didasarkan pada tipe dan beratnya nyeri
-          Memilih rute iIV dari pada IM untuk injeksi obat sakit frekuesin bila memungkinkan
-          Pengurangan kecemasan Mandiri :
- menyatakan
 jelas harapan untuk perilaku pasien
-          Menjelaskan semua prosedur  termasuk sensasi diperkirakan akan dialami selama prcodure yang
dilakukan
-          Mendengarkan dengan penuh perhatian
-          Kolaborasi
- Mengelola kembali
/ menggosok leher  dengan bantuan keluarga
-          Menyediakan kegiatan diversional  yg diarahkan ke bangsal  untuk pengurangan ketegangan
-          Membantu pasien mengidentifikasi kecemasan situasi yang buruk





-          Untuk mengetahui lokasi nyeri



-          Agat tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat


-          Agar neri teratasi secara cepat dan normal


-          Rute mana yang membuat obat cepat bereaksi atau terabsorbsi

-          Membuat klien  mempunyai harapan untuk kesembuhan


-          Agar klien mengetahui dan tidak terjadi syok




-          Klien merasa diperhatikan

-          Kedekatan hubungan dengan keluarga



-          Membuat klien lebih rileks dan santai




-          Membantu klien untuk mengatasi rasa cemas yg ia hadapi

2

Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kehilangan fungsi kulit

Setelah dilakukan tindakan kep dalam
3 x 24 jam , fungsi kulit dapat kembali normal
NOC :
- nyeri akut
- tingkat kenyamanan
- mengendalikan rasa sakit
- tingkat nyeri
- tingkat stres

NIC :
analgesik Administation
Mandiri
-     Menentukan lokasi nyeri keparahan kualitas charateristic sebelum mengobati pasien


-     Cek perintah medis untuk obat untuk obat, dosis dan frekuensi resep analgesik

Kolaborasi
-          Menentukan pilihan analgesik didasarkan pada tipe dan beratnya nyeri

-          Memilih rute iv daripada im untuk injeksi obat sakit frequen bila memungkinkan

-          Mengatasi enchacement :
-          Mandiri
- Menilai penyesuaian pasien untuk perubahan body image seperti yang ditunjukkan

-          Mendorong pasien untuk mengidentifikasi gambaran realistis perubahan dalam peran

-          Menilai pemahaman pasien dari proses penyakit
-Mendorong kegiatan sosial dan masyarakat

-          Menjelajahi pasien dalam identifikasi nilai-nilai kehidupan tertentu





-          Untuk mengetahui sejauh mana keparahan dan cara mengatasinya

-           untuk megetahui ketepatan dalam pemerian obat




-           Agar nyeri capat hilang dan teratasi



-    Memilih rute mana yang baik untuk pemberian  obat




-    Agar klien dapat beradaptasi






-    Agar lien mengetahui perubahan- perubahan yang terjadi


-    Klien mengetahui dampak penyakitnya





-     klien mampu beradaptsi
3
Gangguan body image berhubungan dengan inflamasi kulit
Setelah dilakukan tindakan kep dalam
3 x 24 jam
NOC :
-Mandi
- Pemotongan perawatan
pengurangan perdarahan luka
- Cast perawatan: pemeliharaan
pencegahan peredaran darah
NIC :
Mandi
Kolaborasi
-      Membantu dengan kursi bak mandi pancuran mandi shower berdiri di samping tempat tidur atau mandi sitz yang sesuai atau yang diinginkan

-      Cuci rambut yang diperlukan dan diinginkan

-      Mandi dengan suhu  air yang nyaman


perawatan amputasi
Mandiri
-      Mendorong pasien untuk berpartisipasi keputusan untuk mengamputasi jika possiible sebagai partisipasi pateint merupakan faktor penting dalam adjuscement pasca bedah dan rehabilitasi

-      Memberikan informasi dan dukungan sebelum dan sesudah pembedahan


-      berikan  posisi tubuh yang tepat sejalan

-      Menilai suatu penyesuaian diri pasien untuk perubahan body image



-      Agar klien terlihat bersih dan rapi







-       kebersihan diri klien terawat


-      Kulit klien terawat dan mempercepat proses penyembuhan


-      Memberikan terapi agar pasien tidak terkejut / shok setelah dilakukannya tindakan tersebut






-       Pasien memperoleh informasi yg jelas




-      Agar klien merasa nyaman

-      Memberikan penelian yg jelas
 
DAFTAR PUSTAKA

Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.
volume 2, (terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

http://www.asuhan keperawatan pada lansia dengan kasus dermatitis.com. Kamis 25-11-2010. 20:25

Tidak ada komentar:

Posting Komentar