
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 1.5 m2 dengan berat kira-kira 15% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitif, bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan juga bergantung pada lokasi tubuh.Warna kulit berbeda-beda, dari kulit yang berwarna terang ( fair skin ), pirang dan hitam, warna merah mudah, pada telapak kaki dan tangan bayi, serta warna hitam kecoklatan pada genitalia orang dewasa. (Djuanda, 2005 : 3 )
Kulit adalah organ yang sangat penting untuk mengetahui tingkat kesehatan seseorang. Kecantikan seseorang secara fisik dapat dilihat dari kesehatan kulitnya. Kulit pada wajah secara khusus membawa dampak sosial yang besar karena kelainan kulit pada wajah sulit sulit untuk ditututpi dan dapat dengan mudah dilihat orang lain. (Rahariyani, 2007 : 2 )
1.2 Perumusan masalah
a. Mahasiswa belum memahami definisi dari kulit
b.
Mahasiswa belum memahami fungsi dari kulit

c. Mahasiswa belum memahami lapisan-lapisan kulit
d. Mahasiswa belum memahami tentang adneksa kulit
e. Mahasiswa belum memahami tentang persarafan kulit
f. Mahasiswa belum memahami tentang warna kulit
1.3 Tujuan
a. Mahasiswa dapat memahami definisi dari kulit
b. Mahasiswa dapat memahami fungsi dari kulit
c. Mahasiswa dapat memahami lapisan-lapisan kulit
d. Mahasiswa dapat memahami adneksa kulit
e. Mahasiswa dapat memahami persarafan kulit
f. Mahasiswa dapat memahami warna kulit
1.4 Metode
Pengambilan bahan materi ini merupakan metode studi pustaka dengan cara membaca buku-buku yang berkaitan dengan materi tentang anatomi fisiologi sistem integumen.

PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
System integument merupakan bagian dari tubuh manusia, khususnya organ yang menutupi permukaan atau bagian luar tubuh manusia yang sering kita sebut dengan kulit. Kulit merupakan salah satu organic terbesar dari tubuh dimana kulit membentuk 15% dari berat badan keseluruhan.( Setiadi, 2007: 25 )
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 1.5 m dengan berat kira-kira 15% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitive, bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan juga bergantung pada lokasi tubuh. Warna kulit berbeda-beda, dari kulit yang berwarna terang ( fair skin ), pirang dan hitam, warna merah muda pada telapak kaki dan tangan bayi, serta warna hitam kecokelatan pada genitalia orang dewasa. (Djuanda, 2005 : 3 )
2.2 FUNGSI KULIT
Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh dan bersambung dengan selaput lendir yang melapisi rongga yang berfungsi sebagai berikut :
2.2.1 Fungsi Proteksi
Kulit melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng pertahanan terhadap kulit kimiawi, bakteri, virus dan jamur. Seandainya tubuh tidak mempunyai kulit, betapa rentannya tubuh kita, tidak ada yang melindungi, dan semua organ tubuh kita dapat berkontraki langsung dengan lingkungan. Oleh karena itu, fungsi kulit untuk proteksi sangatlah penting.. pH kulit berkisar 5-6,5 besar pH tersebut sangat menguntungkan untuk menghambat pertumbuhan bakteri. (Rahariyani, 2007 : 6 )
Kulit telapak tangan dan kaki yang menebal memberikan perlindungan terhadap pengaruh trauma yang terus menerus terjadi di daerah tersebut. Bagian stratum korneum epidermis merupakan barrier yang paling efektif terhadap berbagai faktor lingkungan seperti zat-zat kimia, sinar matahari, virus, fungus, gigitan serangga, luka karena gesekan angin dan trauma. Kulit dapat mencegah penetrasi zat-zat dari luar yang berbahaya ataupun kehilangan cairan dan substansi lain vital bagi homeostatis tubuh. Lapisan dermis kulit memberikan kekuatan mekanis dan keuletan lewat jaringan ikat fibrosa dan serabut kolagen. ( Brunner & Suddart, 2007 : 1828 )
Menurut Setiadi, 2007 ada beberapa kemampuan perlindungan kulit yaitu :
1. Kulit adalah relaktif tak tembus air, dalam arti bahwa ia menghindarkan hilangnya cairan dari jaringan dan juga menghindarkan masuknya air, sehingga tidak terjadi penarikan dan kehilangan cairan.
2. Kulit melindungi struktur internal dari tubuh terhadap trauma dan terhadap invasi oleh mikroorganisme yang membahayakan.
3. Selain itu pula sebagai pelindung diberikan oleh lapisan zat tanduk, tambahan pula perlindungan diberikan oleh keasaman dari keringat dan terdapatnya asam lemak pada sebum.
4. Kulit mengandung pigmen melanin yang melindungi terhadap sinar ultraviolet sinar matahari.
2.2.2 Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan Krause yang terletak didermis. Badan taktil meissner terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan, demikian pula badan Markel Ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan Paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik. (Djuanda, 2005 : 7 )
2.2.3 Fungsi pengaturan suhu tubuh
Kulit melakukan peran ini dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerut ( otot berkontraksi ) pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga memungkinkan kulit mendapat nutrisi yang cukup baik. Tonus vaskuler dipengaruhi oleh saraf simpatis ( asetikolin ). Pada bayi biasanya dinding pembuluh darah belum terbentuk sempurna, sehingga terjadi ekstravasasi cairan, karena itu kulit bayi tampat lebih edematosan karena lebih banyak mengandung air dan Na. (Djuanda, 2005 : 8 )
Suhu normal ( sebelah dalam ) tubuh, yaitu suhu visceral dan otak ialah 36o C, suhu kulit sedikit lebih rendah. Pengaturan ini dapat berlangsung melalui mekanisme adanya persarafan vaso motorik yang mengendalikan arterior kutan dengan dua cara yaitu :
a. Vasodilatasi, kulit melebar, kulit menjadi panas, kelebihan panas dipancarkan ke kelenjar keringan sehingga terjadi penguapan cairan pada permukaan kulit.
b. Vasokontraksi, pembuluh darah mengkerut, kulit pucat dan dingin, hilangnya keringat dibatasi dan panas suhu tubuh tidak dikeluarkan.
( Setiadi, 2007 : 27 )
2.2.4 Fungsi pembentuk pigmen
Sel pembentuk pigmen ( melanosit ), terletak dilapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf. Perbandingan jumlah sel basal : melanosit adalah 10 : 1. jumlah melanosit dan jumlah serta besarnya butiran pigmen ( melanosomes ) menentukan warna kulit ras maupun individu. Pigmen disebar ke epidermis melalui tangan-tangan dendrit sedangkan ke lapisan kulit di bawahnya dibawa oleh melanofag ( melanofor ). Warna kulit tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh pigmen kulit, melainkan juga oleh tebal tipisnya kulit, reduksi Hb, oksi Hb, dan karoten. (Djuanda, 2005 : 7 )
Dengan bantuan sinar matahari dan beberapa enzim dalam tubuh, melanosit akan diubah menjadi malanosom, selanjutnya lagi akan diubah menjadi melanin. Jumlah melanin inilah yang akan menentukan warna seseorang. Coba kita lihat ketika tubuh kita terpapar matahari. Bagian tubuh yang tertutup pakaian, warna kulitnya lebih putih dibandingkan dengan bagian tubuh yang langsung terpapar matahari. Hal ini menunjukkan melanosit yang ada dalam tubuh diubah oleh sinar matahari menjadi lebih matang sehingga jumlah melanin yang terbentuk lebih banyak jumlahnya. Oleh karen itu, jika seseorang sedang menjalani terapi untuk memutihkan wajah, maka harus seminimal mungkin kontak dengan sinar matahari, jika perlu pakai krim tabir surya. (Djuanda, 2005 : 7 )
2.2.5 Fungsi absorpsi
Kulit memiliki sifat permeable-selektif. Artinya kulit menyerap bahan-bahan tertentu seperti gas dan zat yang larut dalam lemak, sedangkan air dan elektrolit sukar masuk melalui kulit. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan, dan metabolisme. (Rahariyani, 2007 : 6 )
Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2, dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antara sel, menembus sel epidermis atau melalui muara saluran kelenjar, tetapi lebih banyak melalui saluran epidermis daripada melalui muara kelenjar. (Djuanda, 2005 : 7 )
Menurut Setiadi, 2007 kulit dapat mengabsorpsi :
a. Sinar ultraviolet yang beraksi atas prekusor vitamin D yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tulang.
b. Obat – obatan tertentu yang digunakan untuk salep.
2.2.6 Fungsi Eksresi
Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan amonia. Kelenjar lemak pada fetus atas pengaruh hormon androgen dari ibunya memproduksi sebum untuk melindungi kulitnya terhadap cairan amion, pada waktu lahir dijumpai sebagai vernix caseesa. Sebum yang diproduksi melindungi kulit karena lapisan sebum ini selain meminyaki kulit jugan menahan evaporasi air berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produksi kelenjar lemak dan keringat di kulit menyebabkan keasaman kulit pada pH 4-6. (Djuanda, 2005 : 7 )
Saat kita kepanasan atau setelah berolahraga, kita akan mengeluarkan keringat. Demikian juga dengan seseorang yang kulitnya cenderung berminyak. Kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna atau sisa metabolisme dalam bentuk sebum dan keringat. Sebum dan keringat ini juga dapat merangsang pertumbuhan bakteri pada permukaan kulit. Oleh karena itu kita dianjurkan untuk sering membersihkan badan agar pertumbuhan bakteri dapat dihambat. Zat berlemak, air dan ion-ion, seperti Na + diekskresi melalui kulit.
( Setiadi, 2007 : 26-28 )
2.2.7 Fungsi keratinisasi
Lapisan epidermis dewasa mempunyai 3 jenis sel utama yaitu karatinosit, sel langerhans, melanosit. Keratinosit dimulai dari sel basal mengadakan pembelahan, sel basal yang akan berpindah ke atas sel menjadi makin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Makin lama inti menghilang dan keratinosit ini menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung terus menerus seumur hidup, dan sampai sekarang belum sepenuhnya dimengerti. (Djuanda, 2005 : 8 )
2.2.8 Fungsi pembentuk vitamin D
Kulit berperan penting dalam penggunaan vitamin D oleh tubuh. Vitamin D adalah suatu hormon yang didapat dari diet dalam bentuk tidak aktif. Vitamin ini diperlukan untuk absorpsi kalsium dari usus dan mengurangi eksresinya di ginjal. Meski demikian, vitamin D terjadi di kulit sebagai akibat radiasi ultraviolet yang selanjutnya diaktifkan oleh ginjal dan hati. Pengaktifan vitamin D meningkat karena terjadi penurunan kadar kalsium serum dalam tubuh. Karena vitamin D bekerja sebagai hormon, maka kulit dianggap sebagai suatu organ endokrin. (Corwin, 2009 : 103 )
Kulit yang terpajan sinar ultraviolet dapat mengubah substansi yang diperlukan untuk mensintesis vitamin D ( kolekalsiferol ). Vitamin D merupakan unsur esensial untuk mencegah penyakit riketsia, suatu keadaan yang terjadi akibat defisiensi vitamin D, kalsium serta fosfor dan menyebabkan deformitas tulang ( Morton, 1993)
Dimungkinkan dengan mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari. Tetapi kebutuhan tubuh akan vitamin D tidak cukup hanya dari hal tersebut, sehingga pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan. (Djuanda, 2005 : 8 )
2.3 LAPISAN KULIT
Lapisan kulit dari lapisan luar ke dalam terdiri dari epidermis, dermis, subkutis dengan sususnan sebagai berikut :
2.3.1 Lapisan Epidermis
Lapisan epidermis merupakan lapisan paling atas dari kulit serta tidak mengandung pembuluh darah dan saraf. Oleh karena itu, jika lapisan kulit ini terkelupas, tidak akan ditemukan perdarahan dan juga tidak akan terasa sakit. Sel mendapat makanan melalui proses difusi dari jaringan dibawahnya. (Rahariyani, 2007 : 4 )
Menurut Adhi Djuanda, 2005 Lapisan epidermis terdiri dari :
a. Stratum Korneum ( lapisan tanduk ) lapisan paling luas terdiri dari sel gepeng mati , tidak berinti dan protoplasmanya menjadi keratin (zat tanduk)
b. Stratum Lusidum. Sel gepeng, tanpa inti dengan protoplasma menjadi protein adalah eliding. Selnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum ialah sel-selnya sudah banyak yang kehilangan inti dan butir-butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus sinar. Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki. Dalam lapisan terlihat seperti suatu pita yang bening, batas-batas sel sudah tidak begitu terlihat disebut stratum lusidum.
c. Stratum Granulosum. Stratum ini terdiri dari sel-sel pipih seperti kumparan, sel-sel tersebut terdapat hanya 2-3 lapisan yang sejajar dengan permukaan kulit. Dalam sitoplasma terdapat butir-butir yang disebut keratohialin yang merupakn fase dalam pembentukan keratin oleh karena banyaknya butir-butir stratum granulosum.
d. Stratum Spinosum/ Stratum Akatosum. Lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai 0,2 mm terdiri dari 5-8 lapisan. Sel – selnya disebut spinosum karena jika kita lihat dibawah mikroskop bahwa sel-selnya terdiri dari sel yang bentuknya polygonal/banyak sudut dan mempunyai tanduk ( spina ). Disebut akatosum sebab sel-selnya berduri.
e. Stratum Basale / Germinativum. Disebut stratum basale kerena sel-selnya terletak dibagian basal/basis, stratum germinativum menggantikan sel-sel yang diatasnya dan merupakan sel-sel tanduk. Bentuk silindris ( tabung ) dengan inti yang lonjong. Didalamnya terdapat butir-butir yang halus disebut butir melanin warna. kubus. Lapisan ini trdiri dari 2 jenis sel yaitu sel berbntuk kolumner dengan protoplasma basofilik, lonjong dan besar. Sel melanin(melanosit). Sel tersebut disususn seperti pagar ( palisade ) dibagian bawah sel tersebut terdapat suatu membrane disebut membrane basalis, sel-sel basalis dengan membrane basalis merupakan batas terbawah dari pada epidermis dan dermis. Batas ini tidak datar tapi bergelombang, pada waktu koreum menonjol pada epidermis tonjolan ini disebut papilla kori ( papilla kulit )
2.3.2 Lapisan Dermis
Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit, batas dengan epidemis dilapisi oleh membran basalis dan disebelah bawah berbatasan dengan subkutis tapi bata ini tidak jelas hanya kita ambil sebagai patokan ialah mulainya terdapat lemak. Didalam lapisan ini mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf dan juga lapisannya elastis, fibrosanya padat dan terdapat folikel rambut. ( Setiadi, 2007 : 30 )
Menurut Setiadi, 2007 Dermis terdiri dari dua lapisan
1. Bagian atas, pars papilar ( Stratum papilar )
Menonjol ke epidermis, terdiri dari serabut saraf, dan pembuluh darah yang memberi nutrisi pada epidermis yang diatasnya.
2. Bagian bawah, pars retikularis ( Stratum retikularis )
Menonjol kearah subkutan, pars retikular, serabut penunjang yaitu serabut kolagen, elastis, dan serabut retikulus. Serabut kolagen tugasnya memberikan kekuatan kepada kulit, dan serabut elastis tugasnya memberikan kelenturan pada kulit dan memberi kekuatan pada alat disekitar kelenjar dan folikel rambut.
2.3.3 Lapisan Subkutis
Terdiri dari jaringan ikat longgar dan sel lemak fungsi adalah cadangan nutrisi. Tebal tipisnya lemak tidak sama tergantung pada lokasi terdapat ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah bening.
Vaskularisasi di kulit di atur oleh 2 fleksus :
a) Fleksus superfisial terletak di bagian atas dermis.
b) Fleksus Profunda terletak di subkutis
Subkutis terdiri dari kumpulan-kumpualn sel-sel lemak dan diantara gelombang ini berjalan serabut-serabut jaringan ikat dermis. Sel-sel lemak ini bentuknya bulat dengan intinya terdesak ke pinggir, sehingga membentuk seperti cincin. Lapisan ini disebut penikulus adipopus, yang tebalnya tidak sama pada tiap-tiap tempat dan juga pembagian antara laki-laki dan perempuan tidak sama ( berlainan ). Kegunaan dari penikulus adipopus adalah sebagai shoybreker atau pegas bil terjadi tekanan trauma mekanis yang menimpa pada kulit dan sebagai tempat penimbun kalori serta tambahan untuk kecantikan tubuh. ( Syaifudin, 2006 : 141 )
2.4 ADNEKSA KULIT
Adneksa kulit terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut, dan kuku.
2.4.1 Kelenjar kulit, terdapat di lapisan dermis terdiri atas :
a. Kelenjar keringat ( glandula sudorifera )
Kelenjar keringat adalah tube tunggal yang tergulung dan terletak pada jaringan subkutan dan dengan saluran yang panjang yang terbuka pada permukaan kulit. Berpilin berada pada kulit sejati duktusnya membuka dalam pori-pori epidermis fungsinya mensekresi keringat; air,garam dan renik. Sekresi aktif dari kelenjar keringat di bawah pengendalian saraf simpatis. Keringat berisi air dan sedikit garam, melalui disfusi secara secara sederhana ± 500 cc / hari. Kelenjar keringat merupakan alat utama untuk mengendalikan suhu tubuh, berkurang ada waktu iklim dingin, meningkatkan pada suhu panas.
( Setiadi, 2007 : 34 )
Menurtu Adhi Djuanda, 2005 Ada dua macam kelenjar keringat, yaitu kelenjar ekrin dan apokrin
1. Kelenjar ekrin, yang kecil-kecil, terletak dangkal di dermis dengan secret yang encer. Kelenjar ekrin telah terbentuk sempurna pada 28 minggu kehamilan dan baru berfungsi 40 minggu setelah kelahiran. Saluran kelenjar ini berbentuk spiral dan bermuara langsung di permukaan kulit. Terdapat di seluruh permukaan kulit dan terbanyak di telapak tangan dan kaki, dahi, dan aksil. Sekresi bergantung pada beberapa factor dan dipengaruhi oleh saraf kolinergik, factor panas, dan stress emosional.
2. Kelenjar apokrin, yang lebih besar, terletak lebih dalam dan skretnya lebih kental. Kelenjar apokrin dipengaruhi oleh adrenergic, terdapat di aksila, areola mame, pubis, labia mayora, dan saluran telinga luar. Fungsi apokrin pada manusia belum jelas, pada waktu lahir kecil, tetapi pada waku pubertas mulai besardan mengeluarkan secret. Keringat mengandung air, elektrolit, asam laktat, dan glukosa, biasanya pH 4 – 6,8.
b. Kelenjar palit ( glandula sebasea )
Kelenjar palit disebut juga kelenjar holohkrin karena tidak berlumen dan secret kelenjar ini berasal dari dekomposisi sel-sel kelenjar. Kelenjar palit biasanya terdapat disamping akar rambut ( folikel rambut ). Kelenjar sebasea berasal dari rambut yang bermuara pada saluran folikel rambut untuk melumasi rambut dan kulit yang berdekatan. Kelenjar ini kantongnya dalam kulit berbentuk seperti botol dan bermuara dalam folikel rambut, paling banyak tedapat pada kepala dan muka sekitar hidung, mulut dan telinga, tidak terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki. Berfungsi mengsekresi subtansi berminyak disebut sebum yang melumasi kulit dan rambut serta mempertahankan halus dan liat sehingga tidak mudah patah dan juga menangkap debu dan bakteri yang melekat pada permukaan berminyak. Kelenjar palit mengeluarkan sebum, yaitu campuran lemak, zat lilin, minyak dan pecahan-pecahan sel yang berfungsi sebagai emoliens atau pelembut kulit dan merupakan suatu barrier terhadap evaporasi. Sebum mengandung trigliserida, asam lemak bebas, skualen, wax ester, dan kolesterol. Sekresi dipengaruhi oleh hormone androgen, pada anak-anak jumlah kelenjar palit sedikit, pada pubertas menjadi lebih besar dan banyak serta mulai berfungsi aktif.
( Setiadi, 2007 : 34 )
2.4.2 Kuku
Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk ( stratum korneum ) yang menebal. Bagian kuku yang terbenam dalam kulit jari disebut akar kuku ( nail rote ), bagian yang terbuka diatas dasar jar ingan lunak kulit pada jaringan lunak kulit pada ujung jari tersebut badan kuku ( nail plate ), dan yang paling ujung adalah bagian kuku yang bebas. Kuku tumbuh dari akar kuku keluar dengan kecepatan tumbuh kira-kira 1 mm perminggu. Sisi kuku agak mencekung membentuk alur kuku ( nail groove ). Kulit tipis yang menutupi kuku di bagian proksimal disebut eponikium sedang kulit yang ditutupi bagian kuku bebas disebut hiponikium., (Djuanda 2005 : 5 )
2.4.3 Rambut
Suatu pertumbuhan keluar kulit, rambut terdapat diseluruh tubuh kecuali pada telapak tangan dan kaki. Rambut terdiri atas akar rambut yang terbentuk dalam dermis dan batang rambut yang menjulur ke luar dari dalam kulit. Rambut tumbuh dalam sebuah rongga yang dinamakan folikel rambut. Kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi ; pertumbuhan rambut janggut berlangsung paling cepat dan kecepatan pertumbuhan ini diikuti oleh rambut pada kulit kepala, aksila, paha, serta alis mata.
( Brunner & suddart , 2007 ; 1825 )
Rambut dibentuk oleh kertin mati; sel-sel epidermis tertentu akan berdiferensiasi menjadi rambut. Bagian – bagian rambut ada beberapa yaitu akar yang merupakan bagian yang tertanam dalam folikel dan batang merupakan bagian yang beradadi atas permukaan kulit. Akar dan batang rambut tersusun dari tiga lapisan yaitu; Kutikel, yaitu lapisan terluar yang tersusun dari sel-sel mati yang bersisik. Korteks, merupakan lapisan
tengah yang terkeratinisasi, yang membentuk bagian utam abating rambut. Bagian ini mengandung jumlah pigmen beragam yang menentukan warna rambut. Medulla dan aksis sentral, yang tersusun dari dua sampai tiga lapisan sel. Pertumbuhan medulla buruk bahkan sering kali tidak terjadi terutama pada rambut pirang. ( Setiadi, 2007 : 32 )

Menurut Setiadi, 2007 Manusia memiliki dua jenis rambut, yaitu :
a. Rambut lanugo, dengan ciri pendek, tidak berpigmen, halus, dan akarnya di dalam dermis. Contohnya, rambut yang ada di pipi, rambut yang ada pada tubuh bayi ( biasanya akan hilang setelah setelah lahir )
b. Rambut terminal, dengan ciri lebih panjang, lebih kasar, berpigmen, berkumpul di daerah tertentu, dan akarnya di dalam subkutis. Rambut ini memiliki siklus pertumbuhan yang lebih cepat, kurang lebih 1 cm per bulan misalnya rambut kepala .
2.5 PERSARAFAN KULIT
Menurut Setiadi, 2007 Kulit dipersarafi oleh saraf sensorif dan simpatis. Serat saraf sensorifberakhir pada kulit dalam berbentuk yaitu antara lain :
a. Ujung saraf bebas.
b. Fleksus saraf di sekitar folikel rambut.
c. Korpuskel meissnerian, suatu struktur kecil yang tertutup ditemukan di sekitar ujung saraf pad papila.
d. Korpuskel paccinian, sutu struktur besar tertutup ditemukan di sebelah dalam dermis.
Serat saraf simpatis mensarafi arteriol, kelenjar keringat, dan pili arektor otot. Ujung-ujug saraf yang bebas menerima rangsangan sakit atau nyeri terdapat di epidermis, disini ujung-ujung sarafnya mempunyai bentuk yang khas yang sudah merupakan suatu organ. ( Setiadi, 2007 : 35 )
2.6 WARNA KULIT
Warna kulit dipengaruhi oleh pembuluh darah pada kulit, banyak sedikitnya lemak, dan pigmen kulit disebut melanin. Tetapi secara penyebab maka perbedaan warna kulit terjadi akibat faktor senagai berikut :
a. Melanosit, terletak pada stratum basalis yang memproduksi pigmen yang bertanggung jawab terhadap perwarnaan kulit dari coklat sampai hitam. Peningkatan produksi melanin berlangsung jika terpajan sinar maahari. Area tempat terjadinya pigmentasi yang besar adalah putting susu, areola dan area labiya mayora. Sedangkan yang sedikit mengandung pigmen adalah telapak tangan dan taelapak kaki.
b. Darah terdapat dalam pembuluh dermal di baerah lapisan epidermis yang dapat terlihat dari permukaan dan menghasilkan perwarnaan merah muda terutama terliahat pada orang kulit putih.
Keberadaan dan jumlah pigmen kuning ( karotin ) hanya ditemukan stratum korneum dan dalam sel lemak dermis dan hipodermis yang menyebabkan beberapa perbedaan pada perwarnaan kulit. ( Setiadi, 2007 : 35 )

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kulit terdiri atas tiga lapisan, yang masing-masing tersususn dari berbagai jenis sel dan fungsi yang bermacam-macam. Ketiga lapisan itu yaitu epidermis, dermis, dan subkutis. Lapisan epidermis terdiri dari, stratum korneum ( lapisan tanduk ), stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum/ stratum akatosum, stratum basale / germinativum. Dermis terdiri dari dua lapisan yaitu bagian atas, pars papilar ( stratum papilar ) dan bagian bawah, pars retikularis ( stratum retikularis)
Kulit pada manusia mempunyai peranan yang sangat penting, selain fungsi utama yang menjamin kelangsungan hidup juga mempunyai arti lain yaitu estetika, ras, indicator sistemik, dan sarana komunikasi non verbal antara individu satu sama dengan yang lain. Adneksa kulit terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut, dan kuku.
Kelenjar-kelanjar kulit terdiri dari
a) Kelenjar keringat ( glandula sudorifera ). Ada dua macam kelenjar keringat, yaitu kelenjar ekrin dan apokrin.
b) Kelenjar palit ( glandula sebasea ).
Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk ( stratum korneum ) yang menebal. Rambut Suatu pertumbuhan keluar kulit, rambut terdapat diseluruh tubuh kecuali pada telapak tangan dan kaki.
3.2 SARAN
Dari makalah ini mahasiswa mampu mengetahui pengertian dari kulit, lapisan kulit, fungsi kulit, adneksa kulit, warna kulit, dan persarafan kulit.

Brunner & Suddart. 2007. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Edisi 8 Volume 3. Jakarta : EGC
Cowrin, Elizabeth J. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC
Djuanda, Adhi. 2005. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Jakarta : EGC
Rahariyani, Lutfia Dwi. 2007. Buku Ajar Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Setiadi. 2007. Anatomi & Fisiologi Manusia. Jakarta : EGC
http://images.google.co.id/images?hl=id&source=hp&q=KULIT&btnG=Telusuri+Gambar&gbv=2&aq=f&oq=. Jum’at, 9 Oktober 2009. 12 ; 30
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_integumen. Jum’at, 9 Oktober 2009. 12 ; 30
http://www.dxportal.com/stats/content/265074-sistem-integumen.html. Jum’at, 9 Oktober 2009. 12 ; 30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar